Friday, 9 March 2007

Resensi: CoaEHM - Corporatocracy

Dalam Confesssions of an Economic Hit Man, corporatocracy digambarkan Perkins sebagai sebuah kerja sama antara tiga elemen : 1)bank internasional, 2)korporasi besar (contohnya MNC/multi national corporacy), dan 3)pemerintah. Sedangkan EHM merupakan orang yang dilatih untuk membangun imperium AS dengan cara “merusak” ekonomi global. Perkins pernah menjadi bagian corporatocracy terbesar yang bertujuan menguasai dunia. Bagaimana modusnya? Ada beberapa level tindakan (berdasarkan tinjauan kritis saya sih).

Level pertama merupakan cara terhalus. Pada level ini, mekanisme pasar berjalan sesuai keinginan corporatocracy. Jadi ketika negara lain dianggap strategis (punya sumber daya, letaknya strategis, dll), maka corporatocracy akan membidik negara tersebut agar jatuh dalam genggamannya. Caranya adalah dengan bank internasional yang memberikan pinjaman besar pada negara yang bersangkutan hingga negara tersebut tidak mampu mengembalikan.

Ketidakmampuan negara tersebut untuk mengembalikan hutang pada AS bukanlah kerugian pada AS. Pertama negara tersebut akan tunduk secara politis pada AS. Kedua sumber daya alam yang dimiliki negara tersebut secara tidak langsung, cepat atau lambat akan menjadi milik AS. Yang ketiga, perusahaan AS akan diperbolehkan mengeruk sumber daya alam negara tersebut. Yang keempat adalah karena mata uang internasional adalah US dollar. Jadi sebanyak apapun AS mengucurkan uang, selama perdagangan internasional masih US dollar, AS tidak akan merugi (makanya AS mulai khawatir dengan euro).

Kemudian cara halus lainnya adalah apabila ada korporasi besar yang tidak mendukung langkah AS dalam menaklukkan dunia, maka korporasi tersebut tidak akan mendapat pinjaman dari bank internasional. Cara licik lain selalu tidak bisa mendapatkan tender. Akibatnya korporasi tersebut secara perlahan akan bangkrut. Sebaliknya korporasi yang di dalamnya terdapat EHM akan dengan mudah mendapat pinjaman dana dari bank internasional dengan rekomendasi dari pemerintah. Korporasi yang ada EHM-nya juga dipermudah dalam mendapatkan mega-tender. Hal tersebut menggurita hingga hierarki yang terbawah dan mempengaruhi eksistensi berbagai korporasi hingga jenjang level yang terbawah. Jadi intinya korporasi kecil yang tidak mendukung korporasi besar juga akan “dibangkrutkan” secara perlahan.

Pada level kedua, negara yang strategis harus diupayakan untuk menjalin kerja sama dengan AS. Dan AS kemudian mencengkeramkan kekuasaannya melalui berbagai bentuk “kerja sama”. Contohnya Arab Saudi yang kaya minyak. Maka pemerintah AS “hanya” menawarkan satu megaproyek pada negara ini yaitu pembangunan kilang minyak.

Sekalipun negara Saudi ini sangat kaya, pembangunan kilang minyak yang besar memerlukan teknologi dari AS. Jadi sangat jelas dengan siapa Saudi akan bekerja sama. Dan satu mega proyek yang disetujui pasti akan mendatangkan mega proyek lainnya.

Contohnya ketika kilang tersebut sudah dibangun tidak berhenti sampai di situ, diperlukan berbagai infrastruktur penunjang seperti jalan, bandara, terminal, dll. Kembali AS yang dipanggil. Setelah semua proyek tersebut sudah dibangun, apakah kerja sama dengan AS berhenti sampai di situ? Tidak, karena diperlukan perawatan dan peremajaan (update teknologi). Siapa yang bisa melakukan perawatan dan peremajaan di masa mendatang? Cuman AS. Begitulah AS menimbulkan ketergantungan Saudi. Ketergantungan Saudi pada AS membuat ketergantungan AS terhadap minyak menjadi aman.

Pada level ketiga, negara yang pemimpinnya menentang AS akan dimasuki oleh “James Bond”. Langkah ini diambil ketika EHM gagal memasuki negara tersebut. Disebutkan bahwa PM Iran yang terpilih secara demokratis : Mohammed Mossadegh melakukan langkah yang membuat AS dan Inggris kesal yaitu dengan menasionalisasikan semua aset yang berada di negara tersebut pada tahun 1951. AS tidak mengirimkan pasukan militer untuk menghadapi Iran. Tapi mereka justru mengirimkan seorang agen CIA Kermit Roosevelt (cucu Theodore Roosevelt). Kermit=the first James Bond (menurut perkiraan saya).

Apa yang dilakukan Kermit di Iran? Dia menyuap dan mengancam berbagai orang. Ia menyewa orang untuk mengatur huru-hara di jalan dan berbagai demo lainnya. Hal ini bertujuan untuk menimbulkan kesan bahwa Mossadegh tidak becus mengurus negara dan tidak disukai oleh rakyat. Pada akhirnya Mossadegh benar-benar turun dan menjadi tahanan rumah. It’s all about character assassination. Kesimpulannya, perang di era modern adalah perang media/perang image.

Terlepas apakah cerita Perkins itu nyata atau nggak, sangat masuk akal bahwa image bisa digunakan sebagai pengharum ataupun justru penghancur pihak lain. Gak usah jauh2 di luar negeri. Anggota DPR di Indonesia aja langsung turun begitu ada pihak lain yang membocorkan aib pribadinya ketika beradegan mesum dengan yang wanita yang bukan istri sahnya.

Pada level keempat, ketika EHM gagal, dan James Bond / CIA tidak bisa melakukan character assasination sebagaimana pada level ketiga. Maka “serigala’ akan segera menerkam. Contohnya pada kematian presiden Ekuador : Roldos meninggal karena kecelakaan helikopter. Kemudian kematian presiden Panama Torrijos. Jadi Perkins ingin menyatakan bahwa kematian para petinggi negara itu bisa saja didalangi oleh para serigala. Ini juga bisa berfungsi sebagai gertak sambal yang ditujukan pada pemimpin dunia lainnya.

Pada level kelima, ketika semua cara baik cara halus, character assassination dan cara serigala tidak berhasil. Maka AS akan menggunakan kekuatan militer untuk menghancurkan rezim yang menentang mereka tersebut. Hal tersebut terjadi pada Irak dan Panama. Level kelima ini sebagaimana level keempat punya fungsi ganda. Pertama menyingkirkan penentangnya. Kedua adalah sebagai peringatan/ancaman bagi negara lain, bahwa siapapun yang tidak mau tunduk pada AS akan hancur.