Thursday, 3 July 2008

Aksi = Reaksi

Hukum Newton menyebutkan bahwa “aksi = reaksi”. Konsep ini tidak hanya berlaku untuk materi fisik saja, tetapi juga secara non-fisik. Segala sesuatu akan berusaha menuju keseimbangan. Bahkan proses menuju keseimbangan juga dekat artinya dengan falsafah China yaitu “yin dan yang”. Di dalam bahasa Buddha, disebut middle way (jalan tengah). Kalo kata orang Inggris “win-win solution”. (sama gak ya??? samain ajalah,,,)

Dalam Al Quran Al Mulk ayat 3, disebutkan “,,,kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?”

Karena segala yang ada dalam semesta adalah energi, maka semuanya (termasuk manusia) akan selalu berusaha menuju keseimbangan. Begitu pula reaksi atom yang selalu menuju keseimbangan (aksi = reaksi). Hukum III Newton berbunyi “setiap ada gaya aksi, maka akan selalu ada gaya reaksi yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan”. Hukum Newton ini bisa diterapkan dalam melihat berbagai aspek kehidupan seperti politik, ekonomi, sosial, dll.

Ketika kita melihat seorang yang didzalimi, maka kita akan merasa kasihan pada mereka. Tanggal 27 Juli 1996, PDI ditekan oleh penguasa, dan Soerjadi (yang “gosipnya” didukung penguasa) merebut kantor DPP PDI dari pendukung Mega dan menyebabkan puluhan pendukung Mega meninggal (wikipedia). Aksi penekanan terhadap Mega sebagai pihak tertindas menimbulkan rasa kasihan masyarakat terhadap PDI Mega. Dan sebagai reaksi-nya, masyarakat mendukung PDI. Klimaksnya pada pemilu 1999 PDI-nya Mega berhasil menang dengan meraup lebih dari 30% suara (meskipun pada akhirnya Gus Dur yg jadi presiden). Jadi aksi penindasan terhadap seseorang akan mengakibatkan reaksi yang sebaliknya.

Dalam satu hari (24 jam), kita membagi waktu hidup kita menjadi waktu istirahat, waktu kerja, waktu bersosialisasi. Jika kita kurang waktu istirahat, misalnya kurang tidur karena bekerja tanpa henti (yang mengakibatkan ketidakseimbangan siklus hidup kita), mungkin kita bisa memaksakan mata kita untuk tidak tidur selama beberapa jam, tapi pada akhirnya mata kita akan menyerah dan berusaha mencapai keseimbangan dengan tidur. Semakin keras aksi kita mencoba tetap terjaga tidak tidur, maka semakin keras pula tubuh kita bereaksi (mengantuk).

Di daerah pegunungan, ada siklus ekosistem alami di mana ketika air hujan turun, maka pepohonan di pinggir tebing akan menahan air limpasan hujan dan meresapkan ke dalam tanah. Tapi ketika manusia melakukan aksi penggundulan hutan di daerah dataran tinggi, maka sebagai reaksinya adalah adanya banjir yang diterima oleh manusia yang telah menggunduli pepohonan tersebut.

Ketika kita menghujat seseorang, ada kemungkinan bahwa orang lain (pihak eksternal / bukan orang yg kita hujat) justru akan membela orang yang kita hujat. Ketika kita menampar orang, maka kemungkinan besar kita akan ditampar balik. Jadi ingatlah bahwa jika kita tidak ingin dihujat, maka jangan menghujat. Jika tidak ingin ditampar, maka jangan menampar. Jika tidak ingin dicerca, maka jangan mencerca. Segala aksi yang anda lakukan pada orang lain akan selalu kembali berpulang pada anda sendiri. Orang bilang itu adalah karma, tapi Newton bilang AKSI-REAKSI.

“how you treat others is exactly how they will treat you” (Chinese Proverb)

Intinya adalah segala sesuatu akan berjalan menuju keseimbangan. Adanya aksi akan berakibat pada munculnya reaksi. Itu adalah hukum alam yang tidak bisa dihindari. Segala yang kita lakukan akan selalu berpulang pada kita. Seberapa besar usaha kita, akan berdampak pada hasil yang kita capai.

Pesan moral : semoga kita selalu ingat untuk selalu melakukan aksi positif,,, sehingga reaksi terhadap kita pun juga akan positif,,,

------Hehe jd sok penceramah gini,,,------