Karena dengan menatap,,
Aku tahu kata yang kan terlontar
Tak perlu teteskan air mata
Karena dengan meraba,,
Aku mampu merasakan getirmu
Tapi aku salah
Ternyata aku tak pernah bisa memahami
Bahwa senyum itu semu
Ada perih di balik tawa yang berderai
Perih yang tak pernah kutahu kadarnya
Maafkan aku,,
Jika saat ini jantung itu masih berderap
Jika nisan itu belum tertancap
Aku berjanji akan berubah
Sebagai pelangi yang muncul setelah hujan
Tapi,,
Aku tak meminta waktu diputar kembali
Aku juga tak meminta ruh itu kembali pada kefanaan
Aku menghormati keputusan itu
Menjadi abu di usia belia
Dalam ketakberdayaan kau permainkan takdir
Wahai pengembara yang telah pergi
Terima kasih telah menyadarkanku
Bahwa hanya ada satu matahari di muka bumi ini
Tapi satu saja tak cukup,,
Tak cukup tuk menghangatkan hatimu
Maka aku akan berusaha menjadi matahari kedua
Aku akan berusaha bersinar seterang mentari
Bersinar dan bukan untukmu lagi
Tapi untuk ribuan orang dengan jiwa sepertimu
Aku memang tak pernah mampu membuatmu tersenyum
Bahkan hingga isak terakhirmu
Tapi demi engkau,,
Mulai kini aku kan berusaha
Membuat ribuan orang tersenyum padaku
Agar kau juga tersenyum padaku di sana
Wahai pengembara yang kelelahan
Tunggu aku di sana