Monday, 17 September 2007

Wahai pengembara yang lelah

Tak perlu mengucap

Karena dengan menatap,,

Aku tahu kata yang kan terlontar


Tak perlu teteskan air mata

Karena dengan meraba,,

Aku mampu merasakan getirmu


Tapi aku salah

Ternyata aku tak pernah bisa memahami

Bahwa senyum itu semu

Ada perih di balik tawa yang berderai

Perih yang tak pernah kutahu kadarnya


Maafkan aku,,

Jika saat ini jantung itu masih berderap

Jika nisan itu belum tertancap

Aku berjanji akan berubah

Sebagai pelangi yang muncul setelah hujan


Tapi,,

Aku tak meminta waktu diputar kembali

Aku juga tak meminta ruh itu kembali pada kefanaan

Aku menghormati keputusan itu

Menjadi abu di usia belia

Dalam ketakberdayaan kau permainkan takdir


Wahai pengembara yang telah pergi

Terima kasih telah menyadarkanku

Bahwa hanya ada satu matahari di muka bumi ini

Tapi satu saja tak cukup,,

Tak cukup tuk menghangatkan hatimu

Maka aku akan berusaha menjadi matahari kedua

Aku akan berusaha bersinar seterang mentari

Bersinar dan bukan untukmu lagi

Tapi untuk ribuan orang dengan jiwa sepertimu

Aku memang tak pernah mampu membuatmu tersenyum

Bahkan hingga isak terakhirmu

Tapi demi engkau,,

Mulai kini aku kan berusaha

Membuat ribuan orang tersenyum padaku

Agar kau juga tersenyum padaku di sana


Wahai pengembara yang kelelahan

Tunggu aku di sana

Dengan senyum termanis dari nirwana

2 comments:

Ultimate reader said...
This comment has been removed by the author.
Anonymous said...

ditulis buat saudaranya yang udah pergi selamanya