Wajah itu beku
Kaku tak bergeming
Lelap dalam belaian wangi kamboja
Berselimutkan kain putih pertanda kesucian diri
Entah kemana jiwanya terbang
Menjauh dari kefanaan yang hampa
Sesuai harapnya,,
Raga kami terpisah
Tapi kenangannya kekal
Kami takkan mencegah kepergiannya
Hanya ingin mematri wajahnya di hati kami
Hanya ingin memeluk kebadiannya
Hanya ingin memanggul kerandanya
Hanya ingin mengantarkannya menuju gerbang seribu jiwa
Hanya ingin menancapkan prasasti di ujung pintu dunia
Hanya ingin menabur keceriaan laksana karangan bunga
Hanya ingin memanjatkan lautan doa untuknya
Hanya ingin bersamanya walau sejenak,,,
Hanya ingin,, melampiaskan segalanya
Air mata kami bukan memintanya untuk kembali
Jika memang lelah,, biarlah berisitirahat dengan nyaman
Dalam pangkuan Dia Yang Memiliki-nya
Kami hanya menangisi diri kami sendiri
Yang merindukan sejuta petuah bijak
Yang merindukan tangan ringkih pengusap dahaga
Yang merindukan tubuh rapuh sebagai tempat bersandar
Yang merindukan jari lembut di pagi hari
Dan akan selalu merindukannya
Hidup memang singkat
Tapi jika memang “waktu yang singkat” adalah kehendak-Nya,,
Sekali lagi kami ikhlas melepasmu
Karena suatu hari kami akan menjemputmu
Maka tunggulah kami di Taman Firdaus
10 comments:
salam kenal .
aku suka puisinya .
gila jomb...puisi lu diakui jomb, diakui!!!!
tentang palestina bukan fan?
baguuusss.. gak nyangka fani bisa bikin puisi..
@sajak idealis : tengkyu,, masih perlu belajar banyak dari sampeyan nih hehe
@dimsum: kata2 lu emang dimsum banget y,,
@riana: bukan tentang orang palestina,, tentang salah satu orang yang sangat penting buat si pembuat puisi dan udah meninggal, hehe,,
aku sudah bilang...selain aku pasti ada yang suka sama tulisan kamu bukan
i'm just curios about the last comment in this post..
i mean, not mine. but the person right above ;)
saya cuma suka sama tulisan fani--kenapa? ada yang pelik tentang itu?
hmmm
enggak ada yg salah kak nuna,
cuma pengen kenalan aja ;)
salam kenal yaa, main2 ke tempat saya :)
keren kali
hwuhahahaa............
kesambet arwah gentayangan pujangga mana lagi fan?
G ngiro hobi nginceng tiba'e iso kenceng...
jangan2 puisimu buat Dr.Wahidin yo?
Post a Comment