Tuesday, 5 January 2010

Resensi: The Lone Samurai, Kehidupan Miyamoto Musashi

Judul buku : THE LONE SAMURAI, KEHIDUPAN MIYAMOTO MUSASHI
Pengarang : William Scott Wilson

Buku ini berisi biografi seorang tokoh legendaris Jepang bernama Miyamoto Musashi (yang terkenal sebagai Kensei/ahli pedang, pencari kesempurnaan spiritual, dan penulis Kitab Lima Lingkaran). Ayahnya adalah seorang ahli samurai yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan kaisar. Walaupun ayahnya seorang ahli samurai, Musashi seringkali mengkritik teknik bertarung ayahnya hingga hampir dibunuh ayahnya sendiri karena kritik-kritik pedas tersebut. Suatu ketika dia minggat dari rumah karena berusaha dibunuh ayahnya dengan dilempar shuriken (namun mampu berkelit).

Pertarungan pertama Musashi (1584-1645) terjadi ketika berumur 13 tahun (1596). Pada usia 17 tahun (1600) ikut pertempuran Sekigahara (pertempuran yang sangat legendaris). Sedangkan pertarungan puncaknya adalah pada usia 29 tahun ketika melawan Sasaki Kojiro di Pulau Ganryu (Pulau Funa). Sejak pertarungan itu, dia menjadi lebih arif dan tak mau lagi bertanding untuk membunuh, hanya bertarung untuk mengalahkan. Musashi selalu menggunakan pedang kayu dengan teknik andalannya adalah Niten Ichi-ryu atau gaya dua pedang (dimana satu pedang panjang melambangkan pria dan pedang yang lebih pendek melambangkan wanita). Musashi mampu MEMPERMAINKAN SISI PSIKOLOGIS LAWANNYA dengan berbagai cara seperti datang terlambat atau datang lebih awal saat akan bertarung.

Keunikan Musashi adalah mampu dekat dengan para penguasa (daimyo). Bahkan Kaisar Tadatoshi Hasokawa sering mengajaknya berdiskusi tentang masalah pemerintahan dan mengundangnya untuk pembicaraan empat mata. Dia sangat terkenal suka berbicara sambil minum teh. Karena selalu MENYERAP ILMU DARI LAWAN BICARANYA, maka dia mampu menguasai berbagai macam keahlian seperti sastra, puisi, drama, dll. Bahkan Musashi bisa merancang taman dan kota.

Musashi bukan penganut satu sekte atau agama tertentu, tetapi tidak ragu mengambil sesuatu yang bermanfaat baginya. Baginya JALAN KEBENARAN MUSASHI TIDAK TERIKAT PADA APAPUN, baik jalan hidup, pikiran maupun teknik bersilat.

Kata-kata Musashi
  • "Dalam seni bela diriku, ketika aku melangkah sambil menghunus pedangku, aku maupun lawanku tak pernah ada. Sudut pandangku adalah menghancurkan baik langit maupun bumi, dan dengan demikian aku tak mengenal takut."
  • "Jadilah burung kasa jika memang kita adalah burung kasa, dan jadilah gagak jika kau memang gagak." Artinya baik kasa maupun gagak punya kemampuan yang berbeda, yang dikembangkan melalui pelatihan kita sendiri, dan bahwa kita harus setia pada sifat-sifat itu. Tanpa meniru-niru orang lain, kita harus mengambil apa yang pas untuk dirimu sendiri dan menggunakan senjata yang bisa kau tangani.
  • "Jangan menggunakan jurus yang sama lebih dari tiga kali." Dia mengatakan ini mengacu pada pertempurannya ketika membasmi tiga orang anggota keluarga terkemuka.
  • "Perjalanan seribu ri berlangsung selangkah demi selangkah."
  • “Nada musik dan warna dasar itu terbatas, tapi jumlah kombinasinya tidak pernah terbatas.”
  • “Ketika menghadapi sebatang pohon, jika kau mengamati salah satu daunnya yang merah, kau tidak akan melihat semua daun yang lain. Ketika mata tidak diarahkan pada selembar daunpun, dan kau tidak memikirkan apapun, berapapun jumlah daun akan bisa terlihat olehmu tanpa batas. Tapi jika selembar daun menguasai mata, maka seakan-akan daun yang lain tidak ada.”

Ajaran Musashi
  1. Jalan kemenangan. Jalan ksatria bukanlah jalan menuju kematian, namun jalan menuju kemenangan. Musashi menolak konsep bahwa bertarung itu untuk menyongsong kematian. Bertempur itu mengalahkan musuhmu di setiap pertempuran.
  2. Disiplin. Musashi menyuruh muridnya untuk latihan teknik di pagi hari dan latihan fisik di sore hari. "Usahakan agar kau membentuk dirimu dengan seribu hari mempraktikkan teknik dan sepuluh ribu hari latihan fisik".
  3. Pikiran sehari-hari. Jangan membiarkan kerangka berpikirmu berbeda dengan kerangka berpikirmu sehari-hari. Tidak terlalu tegang, tidak terlalu santai, pikiran tidak boleh bergeser dari kondisi normalnya. Jadikanlah dirimu terbiasa dengan segala sesuatu yang luar biasa.
  4. Pengetahuan nyata. "Kau harus berlatih di jalan pedang dengan kedua tanganmu" (artinya berlatih sendiri). Milikilah pengetahuan praktis atas segala senjatamu. "Kau harus menyelidiki SENDIRI dengan seksama". Jangan pernah setengah-setengah dalam menghadapi suatu hal.
  5. Psikologi. Musashi menganggap penting upaya mengalihkan dan mengacaukan lawan. Sekalipun kau mampu, berikan kesan bahwa kau tidak mampu, sekalipun siap menyerang, berikan kesan sebaliknya, ketika hendak mendekat, berikan kesan kau hendak menjauh. Berikan godaan agar musuhmu masuk, tunjukkan kekacauan dan tundukkan dia. Keahlian prajurit yang tertinggi adalah mengacaukan rencana-rencana musuh.

Resensi: By The River Piedra I Sat Down And Wept

Judul buku: BY THE RIVER PIEDRA I SAT DOWN AND WEPT
Pengarang: Paulo Coelho

Dalam buku ini unsur Katholik sangat kental. Alur ceritanya tidak istimewa, namun pemilihan dan kedalaman kata-kata Paulo Coelho cukup istimewa. Adalah seorang wanita bernama Pilar yang mencintai teman masa kecilnya yang kini telah menjadi Santo (semacam orang suci). Sang pria dihadapkan dua pilihan apakah memilih sisi religiusnya ataukah memilih hidup dengan Pilar. The heart decides, and what it decides is all that really matters.

Prelude
A woman named Pilar met her childhood friend (he is a seminarian right now). This man –whose childhood dream is to travel the world- think that God has the feminine side. He believe in MAGIC MOMENT and MIRACLE. He also believe that God give us that magic moment everyday. Magic moment enables us to perform miracles. No single day is the same because each morning brings its own special miracle.

When magic moment come, we have to take a risk, to do crazy things. We will only understand the miracle of life when we allow the unexpected to happen. It's better to lose some of the battles in the struggle for your dreams than to be defeated without ever even knowing what you're fighting for. Unfortunately we often ignore that magic moment, afraid of disappointment, kept us from taking action, and THEN MIRACLE DON’T HAPPEN.

Pilar’s journey
Pilar once decided to accompany the man to the Bilbao and France. The journey made Pilar realised many things. People work so hard to build small temple in a remote spot such in mountains because of FAITH. The Buddhists, Hindus, Muslims, and Jews were right when they have faith. God is the same, even though He has a thousand names; it is up to us to select a name for Him. With faith, they are able to unite with God and to perform miracles.

In her life, Pilar don’t pray a lot because she has suffered, and God didn't listen to her prayers. Many times she have tried to love with all her heart, and her love has wound up being trampled or betrayed. Along the journey, this man restore Pilar’s faith. In order to have a spiritual life, you need not enter a seminary or fast. All you have to do is HAVE FAITH AND ACCEPT GOD. From then on, each of us becomes a part of His path and become a vehicle for His miracles.

This man told her that he love her since they’ve been child. Pilar actually also in love with him since she was a a girl, but she was fearful of loving and losing, because the man was the type who would someday go off in search of wealth, adventure, and dreams. After knowing that Pilar is happy with him, he looks happier. Happiness is something that multiplies when it is divided. Only a man who is happy can create happiness in others. Knowing that the man love her in return, joy flooded her heart. A joy that overpowered her fears (of losing) and was stronger than her attempts to control every second of her life.

Pilar lesson about love
Never try to judge future loves by the past suffering. Love is always new. Regardless of whether we love once, twice, or a dozen times in our life, we always face a brand-new situation. Love can consign us to hell or to paradise, but it always takes us somewhere. The moment we begin to seek love, love begins to seek us.

In real life, love has to be possible, even if it is not returned right away. Love can only survive when the hope exists that you will be able to win over the person you desire.

At some point, we all suffering for a love that's not worth it. We suffer because we feel we are giving more than we receive. We suffer because our love is going unrecognized. But ultimately there is no good reason for our suffering, for in every love lies the seed of our growth. The more we love, the closer we come to spiritual experience. Those who are truly enlightened, those whose souls are illuminated by love, have been able to overcome all of the inhibitions and preconceptions of their era.

The man leave Pilar
The man couldn't choose between the religious life and marriage. The man contemplated and conversed with the Goddess whether he should leave Pilar and continue his path as a Santo or live with Pilar. If Goddess were to ask him, he would give up on what he want the most in the world: Pilar.

A padre had come to convince Pilar to leave him, because, this man Pilar in loved with, had a more important mission to accomplish. A Padre finally said to Pilar to follow her dreams, TRANSFORM HER LIFE, TAKE THE PATH THAT LEADS TO GOD, PERFORM YOUR OWN MIRACLES, AND TAKE RISKS.

The man choose Pilar
The man doesn't want to talk about God, virginity, and the spiritual world, because he want to talk about the other kind of love. The love that a man and a woman share, and in which there are also miracles.

The universe always conspires to help the dreamer. The universe always helps us fight for our dreams, no matter how foolish they may be. Our dreams are our own, and only we can know the effort required to keep them alive. But before a person can follow his dream, others have to make sacrifices.

The man think that Goddess has given him a second chance in life. And The Goddes giving him that with Pilar. She will help him to find Goddess path again. This time is not only HIS PATH, but THEIR PATH (both The Man and Pilar’s path).

Quotes
  • Each day is different from every other day.
  • Believe in what your instinct say.
  • Roads are made to be traveled. Let's just enjoy the morning, the sun, and the countryside. We have a long trip ahead of us.
  • Anyone who can conquer her heart can conquer the world.
  • Life existed before we were born and will continue to exist after we leave this world. It's the same with love. It existed before and will go on forever.
  • Wine makes relaxes, that what friends are for, to make relax.
  • I didn't pray anymore, but the silence of churches always attracted me.
  • In fairy tales, the princesses kiss the frogs, and the frogs become princes. In real life, the princesses kiss princes, and the princes turn into frogs.
  • There are some things in life that are worth fighting for to the end.
  • Why sing of the nights of Buenos Aires, when we were in Bilbao?
  • This was a silence that spoke for itself. A silence that said we no longer needed to explain things to each other.
  • Waiting is painful. Forgetting is painful. But not knowing which to do is the worst kind of suffering.
  • You can move the city, but not the well.
  • We can never judge the lives of others, because each person knows only their own pain. It's one thing to feel that you are on the right path, but it's another to think that yours is the only path.
  • Every person on earth has a gift, in some people, the gift manifests itself spontaneously, others have to work to discover what it is (Coelho).

Monday, 24 August 2009

Indonesia pernah (masih) dijajah Jepang

Dari hasil iseng-iseng mengamati beberapa kali rapat dengan orang-orang Jepang, akhirnya saya sampai pada kesimpulan (lebih tepatnya hipotesis) bahwa Indonesia sedang dijajah Jepang (sekali lagi). Penjajahan dengan cara yang sangat halus dengan beberapa modus.

MODUS PERTAMA
Sebagai pendahuluan diingatkan bahwa karena APBN Indonesia selalu defisit, maka kekurangan anggaran (defisit) itu ditutup salah satunya melalui pos pinjaman/hibah luar negeri (grant/loan). Grant (bantuan) berarti Indonesia tidak memiliki kewajiban mengembalikan dana yang diberikan oleh donor. Sedangkan loan (pinjaman) berarti Indonesia memiliki kewajiban untuk mengembalikan pinjaman tersebut beserta bunganya. Loan dan grant terutama digunakan untuk pembangunan infrastruktur.

Dalam proyek infrastruktur, sebelum pembangunan konstruksi, maka terlebih dahulu harus dibuat FS-nya (FS=Feasibility Study). FS ini mencakup kelayakan hukum, ekonomi, finansial, dan teknis. Nah masalahnya, negara donor (khususnya Jepang) menyediakan “grant” hanya untuk FS (bukan untuk konstruksinya). Ketika hasil FS menyatakan “layak”, maka Pemerintah direkomendasikan membangun konstruksinya. Selanjutnya Jepang memberikan “loan” untuk konstruksi.

Contoh kasusnya ketika JICA melakukan FS untuk proyek pembangunan kereta batu bara Kalteng dan hasilnya “layak dibangun”, maka Pemerintah berencana membangun konstruksinya. Namun karena dana Pemerintah terbatas, maka mereka meminjam dari luar negeri. Selanjutnya Jepang memberikan loan (*bukan grant*) untuk membangun konstruksinya. Pada akhir cerita, Indonesia berhutang kepada Jepang.

MODUS KEDUA
Perjanjian IJ-EPA (Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement) memang menguntungkan kedua belah pihak, tapi timpang. Jepang relatif jauh lebih diuntungkan dari Indonesia (baru hipotesis & belum terbukti secara akademis hehe).

Contohnya adalah, calon investor untuk rel kereta api batu bara di Kalteng adalah Jepang (bukan Indonesia). Selain itu batu bara Indonesia dikirim ke Jepang untuk memenuhi kebutuhan energi Jepang, ironisnya Indonesia masih kekurangan listrik. Masalahnya adalah, kenapa batu bara Indonesia tidak disuplai ke PLTU yang ada di Indonesia? Karena PLTU Indonesia tidak mampu (tidak punya kapasitas mencukupi) untuk menyerap seluruh produksi batu bara dalam negeri. Dalam perspektif ekonomi perdagangan antar dua negara ini sangat wajar, karena Jepang memiliki demand batu bara yang tinggi, sementara Indonesia memiliki supply batu bara. Tapi di sini yang menarik adalah kecerdikan Pemerintah Jepang mengadakan kontrak suplai batu bara Indonesia-Jepang (nb: kontrak pertambangan/energi biasanya belasan tahun). Sebagai catatan, jika Indonesia melanggar kontrak, bisa terkena embargo internasional.

Satu contoh lagi adalah dalam rencana pembangunan MRT Jakarta Greater Area. Kontraktor yang terpilih dari tender nantinya akan bekerja sama dengan "main contractor" dari Jepang. Hal ini karena Jepang sebagai pemberi hutang mensyaratkan demikian. Jadi yang ingin dipertanyakan adalah "apakah Indonesia masih punya hak mengatur dirinya sendiri?"

MODUS KETIGA
Modus ketiga adalah penjajahan budaya yang berarti bahwa Indonesia disetir (trend setting) oleh Jepang. Meskipun saya cuma tau artis Jepang seperti Leah Dizon namun saya cukup yakin bahwa pengaruh budaya Jepang terhadap masyarakat Indonesia sangat besar. Buktinya adalah banjirnya produk otomotif dari Jepang seperti Toyota, manga dari Jepang, serial Jepang, FO yang memajang pernak-pernik Jepang, dll.

Yang paling menjengkelkan adalah orang Indonesia selalu menganggap bahwa orang Jepang lebih pinter. Padahal kalau di dalam rapat kayaknya sih apa yang dikerjakan oleh orang-orang Jepang itu juga bisa dikerjakan orang Indonesia (*sekedar pernyataan bodoh karena jengkel hehe*). Intinya adalah kenapa kita harus bayar mahal untuk engineer dari Jepang? Mengapa kita tidak mau menghargai engineer dari Indonesia sendiri?

TERAKHIR
Karena konteks tulisan ini adalah tentang hutang negara,, ditegaskan bahwa berhutang tidak selamanya salah. Toh masyarakat kita juga banyak yang berhutang untuk membeli rumah, mobil, dll. Kembali dalam konteks negara, bukan salah negara lain juga kalau mereka membuat Indonesia berhutang kepada mereka. Toh lembaga internasional seperti World Bank, ADB, JBIC, dll adalah bank biasa (dalam arti pasti berusaha memberikan kredit kepada nasabahnya dan cari untung). Yang membedakan bank tersebut dengan dengan bank biasa hanyalah bahwa nasabah mereka adalah negara (bukan orang atau korporasi). Namun demikian bukan berarti si pemberi hutang boleh menyetir. Jika kita sudah diatur, maka kita sudah dijajah.

Hal lain yang penting adalah terkait transparansi pos “hutang negara” dalam APBN. Dan agar hal ini terlaksana, jangan sampai APBN menjadi salah satu “Rahasia Negara” (berita di koran). APBN adalah uang rakyat, masak rakyat gak boleh tahu ke mana alur uang mereka. Jika APBN menjadi rahasia negara, akan melemahkan kontrol publik.

Yang paling utama adalah terkait penyerapan anggaran pinjaman tersebut. Jangan sampai birokrasi yang lemah menghambat penyerapan anggaran. Contohnya begini, kita berhutang kepada ADB dari tahun 2007-2012, tapi hingga 2009 pinjaman yang terserap untuk membangun berbagai infrastruktur barulah sekitar 7% dari total pinjaman. Hal ini tentunya membuat hutang menjadi tidak efektif, di samping memberatkan anggaran ketika jatuh tempo.

SIAPA YANG SALAH????
Sebaiknya Indonesia mulai mengurangi budaya mencari kambing hitam (harus ada yang disalahkan). Semua kejadian di atas sangat wajar apabila dilihat dari kaca mata ekonomi. Segala sesuatu berjalan menuju keseimbangan demand-supply, jadi ya gak ada yang salah. Tapi kalau tetap mau mencari siapa yang salah, ya pastilah orang iseng yang baca tulisan ini dari awal paragraf sampai akhir,, kayak gak ada kerjaan lain aja hehe,,,,,,,

Tuesday, 5 May 2009

Puisi: Sabar itu,,

Sabar itu,,
Memaafkan waktu yang selalu berlari menjauh
Memaafkan jarak yang memisahkan dua samudra
Memaafkan redupnya sang rembulan
Memaafkan kesetiaan yang telah pudar

Sabar itu,,
Memaafkan pelangi yang tak lagi berwarna-warni
Memaafkan laut yang menenggelamkan harapan
Memaafkan merpati yang tak lagi mau menari
Memaafkan jiwa yang lemah tak berdaya

Sabar itu,,
Memaafkan diri sendiri yang selalu lalai
Memaafkan mereka yang tak pernah mau bersabar

Karena sabar itu,, MEMAAFKAN